ISLAM AGAMAKU - Al Qur'an Al Akbar atau mushaf Al Qur'an terbesar di dunia akhirnya selesai penggarapannya. Al Qur'an berukuran panjang atau tinggi 177 cm dan lebar 144 cm dengan tebal 2,5 cm lengkap 30 juz yang terbuat dari kayu tembesu akhirnya selesai setelah dikerjakan Sofwatillah Mohzaib dan kawan-kawan selama lebih kurang tujuh tahun.
Sejak Jum’at (15/5) Al Qur'an ukiran tersebut diperlihatkan kepada masyarakat bertempat di lantai III masjid Agung SMB Palembang.
“Sejak hari ini masyarakat luas bisa melihat dan melakukan koreksi terhadap isi Al Qur'an ukiran yang kami kerjakan. Sebelumnya Al Qur'an ini sudah dikoreksi oleh tim yang terdiri dari para ulama dan penghafal Al Qur'an di Palembang,” kata Sofwatillah.
Menurut Sofwatillah, Al Qur'an ukiran pertama terbesar di dunia yang terbuat dari kepingan kayu tersebut memiliki jumlah sebanyak 315 lembar kayu atau 630 halaman.
“Ide pembuatan Al Qur'an Al Akbar sudah dimulai sejak bulan Ramadhan 1422 H lalu, kemudian keping pertama dipamerkan pada 1 Muharam 1423 H atau bertepatan 15 Maret 2002. Alhamdulillah setelah hampir tujuh tahun penggarapan bisa selesai dan siap diluncurkan ke masyarakat.”
Untuk pembuatan Al Qur'an Al Akbar tersebut Sofwatillah menjelaskan, membutuhkan dana lebih dari Rp 1 milyar.
“Dana pembuatannya diperoleh dari para donatur. Semua sumbangan tersebut termasuk pengeluarannya dilakukan oleh sebuah panitia pembuatan Al Qur'an Akbar,” tambahnya.
Dari daftar donatur yang dikeluarkan panitia pembuatan Al Qur'an Al Akbar tercantum ada 32 orang donatur dengan jumlah dana yang terhimpun mencapai Rp 931.000.000. Diantara daftar nama donatur tertulis nama Taufiq Kiemas, Sayid Agil Al Munawar (mantan Menter Agama), Susilo Bambang Yudhyono (Presiden RI), Alex Noerdin (Bupati Musi Banyuasin sekarang Gubernur Sumatera Selatan),Rosihan Arsyad (mantan Gubernur Sumatera Selatan sekarang Sekjen KONI Pusat), Syahrial Oesman (mantan Gubernur Sumatera Selatan) dan dari BUMN (PTBA Tbk, PT Pupuk Sriwidjaja dan PT Pupuk Kaltim).
Kehadiran Al Qur'an Al Akbar ini mendapatkan sambutan dari berbagai lapisan masyarakat di Palembang. Diantaranya Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Sumsel, Najib Haitani yang mengatakan, Al Qur'an Al Akbar ini adalah kebanggaan Sumatera Selatan karena di dunia ini adalah cetakan pertama. Keberadaannya akan menarik minat orang dari negeri Arab dan Timur Tengah.
“Kehadiran Al Qur'an Al Akbar ini kita harap juga memotivasi masyarakat untuk meningkatkan pemahaman isi Al Qur'an dan menjadikannya hiasan hidup sehari-hari. Kami ucapkan terimakasih sekaligus penghargaan pada tim, para donatur, dan ulama,”ujarnya.
EXPRESI
FRANCO HITA

PATO

About Me
Jumat, 15 Mei 2009
ALQURAN TERBESAR DIDUNIA
Label: RELIGISelasa, 24 Maret 2009
GREBEG MAULID
Label: RELIGIUntuk memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW, Kota Madiun menyelenggarakan acara Grebeg Maulud. Acara itu dilaksanakan pada Senin tanggal 9 Maret 2009 mulai jam 09.00 WIB. Grebeg Maulud di Kota Madiun sebenarnya baru dilaksanakan kurang lebih sejak 3 tahun yang lalu. Dari sejarahnya, kata “grebeg” berasal dari kata “gumrebeg” yang berarti riuh, ribut, dan ramai. Tentu saja ini menggambarkan suasana grebeg yang memang ramai dan riuh.
Grebeg Maulud Nabi Muhammad SAW tahun ini benar-benar diselenggarakan dalam nuansa yang berbeda. Pada tahun-tahun sebelumnya, Grebeg Maulud dipusatkan di Masjid Kuno Taman (dimulai dari Kelurahan Kuncen Madiun menuju ke Masjid Kuno Taman). Sementara pada tahun ini acara berpusat di Alun-alun Kota Madiun (dimulai dari Masjid Kuno Taman Madiun menuju Alun-alun Kota Madiun).
Sebelumnya aku mau cerita sedikit tentang Kota Madiun. Madiun adalah suatu wilayah yang dirintis oleh Ki Panembahan Ronggo Jumeno (Ki Ageng Ronggo). Pada awalnya, Madiun berada di bawah kekuasaan Mataram. Salah satu tokoh Kerajaam Mataram yang membangun basis kekuatan di Madiun adalah RA. Retno Dumilah (keturunan dari Pangeran Timoer, Bupati pertama di Madiun).
Beberapa peninggalan kerajaan Madiun tersebut banyak terdapat di Kelurahan Kuncen (beberapa orang meyakini bahwa Kuncen adalah cikal bakal dari Kota Madiun). Pada Kelurahan Kuncen terdapat makam Ki Ageng Panembahan Ronggo Jumeno, Patih Wonosari selain makam para Bupati Madiun. Selain itu di Kelurahan Kuncen juga ada Masjid Tertua di Madiun yaitu Masjid Nur Hidayatullah serta sendang (tempat pemandian) keramat.
Itulah sebabnya mengapa kegiatan Grebeg Maulid Nabi Muhammad SAW selama ini dimulai dari Kelurahan Kuncen, karena disanalah tempat "pendiri" Madiun. Sementara pemakaian Masjid Kuno di Kelurahan Taman juga dikarenakan Masjid itu memiliki nilai sejarah tersendiri. Di dekat Masjid Kuno Taman juga terdapat makam dari keturunan penguasa di Madiun pada jaman dulu. Saat ini Masjid Kuno taman dan Makam Taman telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya di Kota Madiun.
Kembali ke acara Grebeg Maulid Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, dalam Grebeg itu dikirab 2 buah gunungan : Gunungan Jaler dan Gunungan Estri. Gunungan Jaler (Pria) berisikan bahan mentah dari hasil bumi seperti jabe merah, kacang panjang, terong, buah-buahan dll. Sementara Gunungan Estri (Wanita) berisikan jajanan pasar. Kedua gunungan itu dinaikkan di atas kereta kuda (berbeda dengan Grebeg di Yogyakarta, dimana gunungan itu dibawa oleh abdi dalem Keraton Yogyakarta).
Acara kirab gunungan dan pawai budaya yang bertujuan untuk melestarikan budaya bangsa tersebut cukup mendapatkan sambutan dari Masyarakat Kota Madiun. Terlihat antusiasme warga cukup besar saat melihat Gunungan Jaler dan Gunungan Estri dikirab. Antusiasme warga semakin bertambah ketika mengetahui hadirnya kereta kuda yang dinaiki oleh Sekda Kota Madiun. Sesuatu yang jarang dilihat di Kota Madiun. (serasa melihat raja-raja jaman dulu deh)
Acara Grebeg Maulud Nabi Muhammad SAW itu memang merupakan "penutup" dari serangkaian kegiatan dalam merayakan Maulud Nabi yang diselenggarakan sejak tanggal 7 sampai dengan 9 Maret 2009. Harapan dari kegiatan ini adalah agar ikon Kota Madiun sebagai wisata budaya dan religi semakin meningkat. Selain itu, tentu saja diharapkan agar perayaan tersebut dapat meningkatkan kunjungan wisatawan.